Minggu, 17 April 2011
Semarang– Setelah mendapat perlawanan sengit dari tuan rumah Semarang United, akhirnya Persebaya 1927 berhasil memenangkan duel besar papan atas Liga Primer Indonesia (LPI). Laga pekan ke-15 di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu 16/4) sore, dimenangkan Persebaya 1927 dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal Bajul Ijo – sebutan klub asal Kota Buaya itu – hasil sundulan bek jangkung Michael Cvetkovski pada menit ke-59.
Hasil ini menambah sukses yang diraih Persebaya 1927. Mereka terus mendulang kemenangan dalam enam pertandingan terakhir, dan hanya diselingi sekali imbang ketika melawan Medan Chiefs di Lubuk Pakam, Minggu (3/4) lalu.
Tambahan tiga poin ini membuat tim asuhan Aji Santoso itu naik ke puncak klasemen sementara LPI dengan 30 poin. Persema yang menjadi saingannya, baru bertanding besok sore menghadapi Manado United di Stadion Klabat, Manado.
Bajul Ijo kali ini sebenarnya mendapat perlawanan sepadan dari Setan Biru, sebutan Semarang United. Selama 2 x 45 menit, penonton yang memenuhi Stadion Jatidiri, maupun pemirsa Indosiar, mendapat tontonan sepakbola yang berkualitas dan menghibur. Adu kemampuan individu, berpadu dengan kerjama tim, tersaji apik di lapangan.
Tak heran jika dua kelompok pendukung malah bergoyang bersama. Mereka menyanyikan lagu-lagu penyemangat bagi klubnya masing-masing. Sungguh suatu pemandangan yang jarang terjadi pada liga-liga lainnya di Indonesia.
Sejak awal babak pertama, kedua kesebelasan sudah saling menyerang dengan tempo cepat. Pada menit ke-12, kapten Setan Biru, Amarildo Souza, berhadapan dengan kiper Afrianto. Namun, tendangannya masih mengarah tepat ke dekapan kiper Bajul Ijo itu.
Dua menit berselang, gantian Andrew Barisic bisa lolos dari jebakan off side. Pemain asal Australia itu berhadapan langsung dengan kiper Yoga Arif Wahyu, namun tendangannya berhasil ditepis keluar lapangan oleh kiper Semarang United itu. Barisic melakukannya lagi pada menit ke-37, namun usahanya masih gagal karena sepakannya masih bisa ditangkap Yoga.
Hasil kerjasama satu-dua antara Amancio Fortes dan Komang Mariawan melahirkan peluang emas bagi Semarang United pada menit ke-18. Fortes berhasil melansir tendangan keras dari luar kotak penalti yang mengarah langsung ke gawang. Namun, Afrianto masih mampu membuang bola ke luar lapangan.
Cadangan super, alias supersub, M. Yusuf masuk menggantikan Simon Quintieri pada menit ke-35. Biasanya supersub masuk pada babak kedua, namun demi memperkuat daya gedor tuan rumah, pelatih Edy Paryono memasukkannya pada babak pertama.
Masuknya M. Yusuf sedikit menghidupkan serangan Setan Biru. Namun, hingga peluit akhir babak pertama ditiup wasit, skor kacamata belum pecah.
Pada menit ke-51, pelatih Aji Santoso menggusur Arif Arifiyanto, dan menggantinya dengan Andik Vermansyah. Aji berharap serangan Persebaya 1927 makin tajam dengan hadirnya striker mungil nan lincah itu.
Melanggar Khusnul Yuli dan memprotes wasit, gelandang Amancio Fortes diganjar kartu kuning oleh wasit pada menit ke-52. Wasit kembali mengeluarkan kartu kuning pada menit ke-54 kepada Rendi Irawan, karena menjatuhkan diri di kotak penalti Semarang United meski tak ada kontak badan dengan pemain belakang Setan Biru.
Malapetaka bagi tuan rumah terjadi pada menit ke-59. Tendangan bebas John Tarkpor disambar dengan sundulan tajam oleh bek jangkung Michael Cvetkovski. Bersaranglah gol ke gawang Yoga. Skor 1-0 untuk Persebaya 1927.
Ketinggalan satu gol membuat semangat tuan rumah bangkit dan berkali-kali menyerbu gawang Afriyanto. Namun, serangan-serangan itu berkali-kali pula digagalkan oleh lini belakang Persebaya 1927 yang terkenal kokoh. Apalagi pemain-pemain pilar Setan Biru tak berkutik, karena ditempel ketat oleh para punggawa lini belakang Bajul Ijo.
Pada menit-menit akhir, kiper Yoga berjibaku menghadang tendangan Rendi Irawan, dan sundulan Andrew Barisic. Sehingga penyelamatan gemilangnya menggagalkan usaha Bajul Ijo untuk menambah gol.
Yoga Arif Wahyu kembali menunjukkan aksi heroiknya setelah pada menit ke-87 dua kali menggagalkan tendangan Andrew Barisic dan Rendi Irawan. Hingga perpanjangan waktu tiga menit, kedudukan 1-0 bagi Persebaya 1927 1-0 tak berubah.
Aji Santoso memuji perlawanan sengit kesebelasan tuan rumah. ”Pertandingan berjalan seru, karena kedua kesebelasan sama-sama menyerang. Namun, dengan masuknya Andik Vermansyah, permainan kami dapat berkembang. Pertahanan Semarang United menjadi repot, dan kami menghasilkan gol,” pelatih Persebaya 1927 itu memaparkan.
Sementara Aris Mustafa mengatakan, kesebelasannya sudah dapat mengimbangi permainan Persebaya 1927 yang dihuni oleh pemain-pemain berkualitas. ”Anak-anak sudah berusaha bermain bagus di lapangan karena memiliki beberapa peluang emas. Namun, nasib baik tak berpihak pada kami. Kami menerima kekalahan ini, dan akan mencoba memperbaikinya pada pertandingan-pertandingan selanjutnya,” ujar CEO Semarang United itu dengan tenang.
Kekalahan ini membuat posisi Setan Biru bisa digusur Batavia Union bila berhasil mengalahkan Real Mataram di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, besok sore.
Jumat, 15 April 2011
Tentang LPI
Bergerak dari Sebuah acara silaturahmi antara 20 klub sepakbola nasional bersama Gerakan Reformasi Sepakbola Nasional Indonesia (GRSNI) di Graha Jenggala, Jakarta 17 September 2010, melahirkan sebuah deklarasi. Deklarasi tersebut pada intinya berisi keprihatinan klub sepakbola nasional atas terpuruknya kondisi sepakbola nasional.
Klub sepakbola profesional kemudian mengambil inisiatif bersama untuk membangun dan mendeklarasikan Liga Primer Indonesia (LPI) di Semarang pada 24 Oktober 2010. Terdapat 17 klub sepakbola profesional yang menyatakan kemauan mereka akan sebuah perubahan ketika itu.
Semangat klub dalam membangun LPI juga merupakan sebuah komitmen untuk peningkatan standar sepakbola, baik secara organisasi maupun keuangan. Klub-klub memandang bahwa sistem bantuan permodalan, dan sistem bagi hasil pendapatan dalam LPI, dapat membuat klub mandiri secara keuangan serta profesional dalam pengelolaan.
Demi mencapai kemandirian, konsorsium LPI memberikan bantuan modal awal kepada setiap klub peserta agar terlepas dari ketergantungan pada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Modal awal tersebut bervariasi antarklub, sesuai hasil audit yang telah diselenggarakan.
Selain itu, LPI menganut azas pembagian pendapatan secara transparan dan bertanggung jawab kepada klub peserta. Sesuai kesepakatan bersama klub, pembagian pendapatan LPI akan dilakukan berdasarkan dua skema. Yaitu skema untuk pendapatan liga (misal: sponsor liga, hak siar, dan lain-lain), dan skema atas pendapatan pertandingan (misal: sponsor lokal, hak siar, tiket, dan lain-lain). *
Klub sepakbola profesional kemudian mengambil inisiatif bersama untuk membangun dan mendeklarasikan Liga Primer Indonesia (LPI) di Semarang pada 24 Oktober 2010. Terdapat 17 klub sepakbola profesional yang menyatakan kemauan mereka akan sebuah perubahan ketika itu.
Semangat klub dalam membangun LPI juga merupakan sebuah komitmen untuk peningkatan standar sepakbola, baik secara organisasi maupun keuangan. Klub-klub memandang bahwa sistem bantuan permodalan, dan sistem bagi hasil pendapatan dalam LPI, dapat membuat klub mandiri secara keuangan serta profesional dalam pengelolaan.
Demi mencapai kemandirian, konsorsium LPI memberikan bantuan modal awal kepada setiap klub peserta agar terlepas dari ketergantungan pada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Modal awal tersebut bervariasi antarklub, sesuai hasil audit yang telah diselenggarakan.
Selain itu, LPI menganut azas pembagian pendapatan secara transparan dan bertanggung jawab kepada klub peserta. Sesuai kesepakatan bersama klub, pembagian pendapatan LPI akan dilakukan berdasarkan dua skema. Yaitu skema untuk pendapatan liga (misal: sponsor liga, hak siar, dan lain-lain), dan skema atas pendapatan pertandingan (misal: sponsor lokal, hak siar, tiket, dan lain-lain). *
Langganan:
Postingan (Atom)