Surabaya- Persebaya 1927 mewujudkan ambisinya memuncaki klasemen sementara Liga Primer Indonesia (LPI) setelah mengalahkan Persema dalam duel ketat di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya, Minggu (15/5) sore. Tim asuhan Aji Santoso itu unggul telak 4-0 lewat gol Otavio Dutra, Andrew Barisic, serta Nico Susanto.
Kemenangan ini membuat poin Persebaya 1927 bertambah menjadi 39, sama dengan Persema. Tapi, tuan rumah unggul selisih gol karena telah 42 kali menjebol gawang lawan dan hanya kebobolan 13 kali. Sedangkan Persema memasukkan 34 kali dan kemasukkan 12 kali.
Seperti diduga, pertandingan yang dipimpin wasit Drage Stojanovski (Macedonia) itu berlangsung ketat sejak peluit ditiup. Laga baru berjalan dua menit, Persebaya 1927 yang tampil di depan 30 ribu bonekmania mengejutkan tim lawan dengan gol cepat yang dicetak Otavio Dutra lewat sundulan kepala. Usai itu, tuan rumah seperti di atas angin.
Persema kesulitan mengimbangi permainan cepat lewat satu dua sentuhan yang diperagakan Erol Iba dan kawan-kawan. Gol kedua yang dicetak Andrew Barisic lahir dari kerjasama yang apik sektor tengah Persebaya 1927, yang diisi M. Taufiq, John Tarkpor, Rendi Irawan, serta Arief Ariyanto.
Barisic yang mendapat operan dari M. Taufiq, dengan cepat bergerak ke depan. Ketika tinggal berhadapan dengan kiper Persema, Sukasto Efendi, striker asal Australia itu dengan cerdik mengungkit bola hingga melambung dan masuk ke gawang lawan. Pada menit ke-8 itu kedudukan 2-0 untuk tuan rumah.
Persema sendiri kesulitan menembus benteng pertahanan tim tuan rumah yang dipimpin Otavio Dutra. Toh begitu, Reza Mustofa masih sempat melepaskan tendangan kerasnya pada menit ke-11, tapi berhasil ditepis Endra Prasetya.
Menit ke-34, kembali Sukasto Efendi harus memungut bola dari gawangnya setelah gagal mengantisipasi tendangan Nico Susanto. Skor 3-0 ini bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, Persema mulai bisa keluar dari tekanan tuan rumah. Pada lima menit pertama, Han Sang Min dan Ngon Mamoun bergantian mengancam gawang Persebaya 1927, tapi tendangan mereka masih meleset. Sebaliknya, Persebaya 1927 justru berhasil mencetak gol keempat lewat Andrew Barisic pada menit ke-65, yang mendapat umpan matang dari Nico Susanto.
Liga Primer Indonesia
Minggu, 15 Mei 2011
Senin, 02 Mei 2011
Persebaya kalahkan persibo 4-0
Surabaya– Kehadiran Aji Santoso, pelatih Persebaya 1927, di pinggir lapangan sangat memberikan dorongan moral bagi anak asuhnya. Meski dinyatakan sakit tipus dan harus beristirahat, pelatih asal Kepanjen, Malang, itu datang mendampingi John Takpor dan kawan-kawan. Hasilnya memang tak sia-sia. Persebaya 1927 memetik kemenangan 4-0. Hasil ini juga cukup menambah pundi-pundi tim kebanggaan Kota Buaya itu, karena pendapatan kotor pada laga itu mencapai Rp 390 juta.
Aji Santoso yang dalam kondisi sakit tampak memakai jaket merah. Ia memang lebih banyak diam. Biasanya ia banyak teriak maupun memainkan tangannya memberikan instruksi pemain di lapangan. Kali ini dia lebih banyak berdiri saja di pinggir lapangan.
Didukung sekitar 30.000 penonton, Persebaya 1927 memainkan dua sayap yang rancak, yakni Rendi Irawan dan Khusnul Yuli. Keduanya kerap membahayakan pertahanan lawan.
Gol pertama Bajul Ijo – begitu julukan Persebaya 1927 – dicetak John Tarkpor dari jarak sekitar 40 meter. Gol pada menit ke-10 itu membuat sekitar 30.000 Bonekmania bersorak kegirangan. Sedangkan gol kedua dicetak dari tendangan melengkung Arief Ariyanto.
Bermula dari sepak pojok pemain bernomor punggung 7 itu, bola melaju melengkung langsung mengarah ke jala Persibo. Penjaga gawang Persibo, Wahyudi, gagal menangkap bola. Namun, ada pemain belakang Persibo yang berada di belakang garis mistar gawang. Sayangnya, bola gagal dia cegat lajunya. Wasit Stojanovski Drage akhirnya mengesahkan gol pada menit ke-27 itu.
Persibo sendiri bukannya tak tampil menyerang. Duet Samsul Arif dan Dicky Firasat di depan sempat membuat repot barisan belakang Persebaya 1927 yang dijaga Otavio Dutra dan kawan-kawan. Bahkan pada menit ke-7, Samsul Arif sempat melakukan aksi solo menggocek bola melewati Dutra dan Michael Cvetkovski. Sayang, bola berhasil diselamatkan Endra Prasetya.
Otavio Dutra juga sempat membuat peluang dari tendangan bebas. Namun, penjaga gawang Wahyudi yang sudah meloncat gagal menangkap bola. Sayangnya lagi, bola mengalir tipis di atas mistar gawang.
Pemain mungil Rendi Irawan juga sempat membuka peluang dengan serangan dari sayap kanan. Namun, umpan sayap Rendi berhasil diselamatkan Wahyudi yang harus sering berjibaku di daerah kekuasaannya.
Laskar Angling Darmo juga sempat membuat peluang ketika Novan Setia menjadi algojo tendangan bebas. Tendangan itu dusambut sundulan Wallacer, tapi hanya menyamping gawang yang dijaga Endra Prasetya. Sebaliknya, pada menit ke-35, tendangan jarak jauh Khusnul Yuli juga masih di atas mistar gawang Wahyudi.
Pada babak kedua, Persibo mulai mengubah gaya dengan menggebrak sejak menit awal. Baru pada menit ke-50, ujung tombak Bagus Cahyono menekan dengan tembakan jarak jauh. Namun, bola berhasil ditepis Endra Prasetya.
Beberapa kali serangan sempat merepotkan barisan tengah dan belakang. Pada menit ke-55, gol ketiga terjadi untuk Persebaya 1927. Gol itu tercipta dari umpan silang kanan Khusnul Yuli. Bola tak bisa ditangkap penjaga gawang Wahyudi.
Hingga pertengahan babak kedua, kedua tim masih tidak menurunkan tempo laga. Petaka Persibo dimulai ketika pada menit ke-84 pemain belakang Eduardo Bissarro melakukan pelanggaran dengan menyikut Andrew Barisic. Wasit Drage langsung menghadiahkan kartu merah kepada Eduardo.
Hanya bermain 10 orang, Persibo mulai kehilangan konsentrasi. Pada menit ke-90, petaka kedua terjadi. Pemain belakang Persibo, Sumardi, menjegal Barisic di kotak terlarang. Wasit pun menunjuk titik putih. Barisic yang menjadi algojo, sukses membuat gol keduanya.
Sartono Anwar mengaku timnya kalah kelas dari Persebaya 1927. ”Baru kali ini saya melihat permainan Persebaya 1927 seperti ini. Kami kalah kelas. Mereka punya determinasi tinggi untuk memimpin pertandingan,” ujar pelatih Persibo itu. Menurutnya, ketika Persebaya 1927 bertahan dengan delapan pemain, timnya hanya melakukan penyerangan dengan empat pemain. “Mana bisa gol,” tukasnya. Dia mengaku timnya berada di bawah form. Kelemahan timnya terjadi di lapangan tengah, yang kemudian dikuasai tuan rumah.
Sementara Aji Santoso mengaku sempat khawatir pada timnya setelah ditekuk PSM 4-0. Selain itu, selama sembilan hari ia tak bisa mendampingi tim karena sakit tipus. “Saya tadi hanya memberi pengarahan bahwa Persibo mainnya bagus dan pemain harus waspada,” ungkap pelatih Persebaya 1927 itu.
Meski tanpa Andik Vermansyah, Persebaya 1927 tak akan tergantung pada pemain mungil itu. “Saya lihat anak-anak begitu menikmati posisinya, dan lebih enjoy. Memang lawan juga tim yang berpengalaman, dan bukan tim yang jelek,” ujar Aji, yang langsung meninggalkan lokasi jumpa pers untuk menjalani check up.
Hasil pertandingan lain: Real Mataram 2-1 Tangerang Wolves. Gol Real Mataram dicetak oleh Charistian Febre (75’), dan Fernando Gaston Soler (pen.92’). Sedangkan gol Tangerang Wolves dicetak oleh Luis Feitoza (58’).
Aceh United 1-0 Bogor Raya FC. Gol Aceh united dicetak oleh Safrudin pada menit ke-90. Bintang Medan 1-0 Minang Kabau FC. Gol Bintang medan dicetak oleh pemain pengganti Ruslan Samuel pada menit ke-91. Jakarta FC 0-1 Persema. Gol Persema dicetak oleh Han Sang Min (87’).
Aji Santoso yang dalam kondisi sakit tampak memakai jaket merah. Ia memang lebih banyak diam. Biasanya ia banyak teriak maupun memainkan tangannya memberikan instruksi pemain di lapangan. Kali ini dia lebih banyak berdiri saja di pinggir lapangan.
Didukung sekitar 30.000 penonton, Persebaya 1927 memainkan dua sayap yang rancak, yakni Rendi Irawan dan Khusnul Yuli. Keduanya kerap membahayakan pertahanan lawan.
Gol pertama Bajul Ijo – begitu julukan Persebaya 1927 – dicetak John Tarkpor dari jarak sekitar 40 meter. Gol pada menit ke-10 itu membuat sekitar 30.000 Bonekmania bersorak kegirangan. Sedangkan gol kedua dicetak dari tendangan melengkung Arief Ariyanto.
Bermula dari sepak pojok pemain bernomor punggung 7 itu, bola melaju melengkung langsung mengarah ke jala Persibo. Penjaga gawang Persibo, Wahyudi, gagal menangkap bola. Namun, ada pemain belakang Persibo yang berada di belakang garis mistar gawang. Sayangnya, bola gagal dia cegat lajunya. Wasit Stojanovski Drage akhirnya mengesahkan gol pada menit ke-27 itu.
Persibo sendiri bukannya tak tampil menyerang. Duet Samsul Arif dan Dicky Firasat di depan sempat membuat repot barisan belakang Persebaya 1927 yang dijaga Otavio Dutra dan kawan-kawan. Bahkan pada menit ke-7, Samsul Arif sempat melakukan aksi solo menggocek bola melewati Dutra dan Michael Cvetkovski. Sayang, bola berhasil diselamatkan Endra Prasetya.
Otavio Dutra juga sempat membuat peluang dari tendangan bebas. Namun, penjaga gawang Wahyudi yang sudah meloncat gagal menangkap bola. Sayangnya lagi, bola mengalir tipis di atas mistar gawang.
Pemain mungil Rendi Irawan juga sempat membuka peluang dengan serangan dari sayap kanan. Namun, umpan sayap Rendi berhasil diselamatkan Wahyudi yang harus sering berjibaku di daerah kekuasaannya.
Laskar Angling Darmo juga sempat membuat peluang ketika Novan Setia menjadi algojo tendangan bebas. Tendangan itu dusambut sundulan Wallacer, tapi hanya menyamping gawang yang dijaga Endra Prasetya. Sebaliknya, pada menit ke-35, tendangan jarak jauh Khusnul Yuli juga masih di atas mistar gawang Wahyudi.
Pada babak kedua, Persibo mulai mengubah gaya dengan menggebrak sejak menit awal. Baru pada menit ke-50, ujung tombak Bagus Cahyono menekan dengan tembakan jarak jauh. Namun, bola berhasil ditepis Endra Prasetya.
Beberapa kali serangan sempat merepotkan barisan tengah dan belakang. Pada menit ke-55, gol ketiga terjadi untuk Persebaya 1927. Gol itu tercipta dari umpan silang kanan Khusnul Yuli. Bola tak bisa ditangkap penjaga gawang Wahyudi.
Hingga pertengahan babak kedua, kedua tim masih tidak menurunkan tempo laga. Petaka Persibo dimulai ketika pada menit ke-84 pemain belakang Eduardo Bissarro melakukan pelanggaran dengan menyikut Andrew Barisic. Wasit Drage langsung menghadiahkan kartu merah kepada Eduardo.
Hanya bermain 10 orang, Persibo mulai kehilangan konsentrasi. Pada menit ke-90, petaka kedua terjadi. Pemain belakang Persibo, Sumardi, menjegal Barisic di kotak terlarang. Wasit pun menunjuk titik putih. Barisic yang menjadi algojo, sukses membuat gol keduanya.
Sartono Anwar mengaku timnya kalah kelas dari Persebaya 1927. ”Baru kali ini saya melihat permainan Persebaya 1927 seperti ini. Kami kalah kelas. Mereka punya determinasi tinggi untuk memimpin pertandingan,” ujar pelatih Persibo itu. Menurutnya, ketika Persebaya 1927 bertahan dengan delapan pemain, timnya hanya melakukan penyerangan dengan empat pemain. “Mana bisa gol,” tukasnya. Dia mengaku timnya berada di bawah form. Kelemahan timnya terjadi di lapangan tengah, yang kemudian dikuasai tuan rumah.
Sementara Aji Santoso mengaku sempat khawatir pada timnya setelah ditekuk PSM 4-0. Selain itu, selama sembilan hari ia tak bisa mendampingi tim karena sakit tipus. “Saya tadi hanya memberi pengarahan bahwa Persibo mainnya bagus dan pemain harus waspada,” ungkap pelatih Persebaya 1927 itu.
Meski tanpa Andik Vermansyah, Persebaya 1927 tak akan tergantung pada pemain mungil itu. “Saya lihat anak-anak begitu menikmati posisinya, dan lebih enjoy. Memang lawan juga tim yang berpengalaman, dan bukan tim yang jelek,” ujar Aji, yang langsung meninggalkan lokasi jumpa pers untuk menjalani check up.
Hasil pertandingan lain: Real Mataram 2-1 Tangerang Wolves. Gol Real Mataram dicetak oleh Charistian Febre (75’), dan Fernando Gaston Soler (pen.92’). Sedangkan gol Tangerang Wolves dicetak oleh Luis Feitoza (58’).
Aceh United 1-0 Bogor Raya FC. Gol Aceh united dicetak oleh Safrudin pada menit ke-90. Bintang Medan 1-0 Minang Kabau FC. Gol Bintang medan dicetak oleh pemain pengganti Ruslan Samuel pada menit ke-91. Jakarta FC 0-1 Persema. Gol Persema dicetak oleh Han Sang Min (87’).
Minggu, 17 April 2011
Semarang– Setelah mendapat perlawanan sengit dari tuan rumah Semarang United, akhirnya Persebaya 1927 berhasil memenangkan duel besar papan atas Liga Primer Indonesia (LPI). Laga pekan ke-15 di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu 16/4) sore, dimenangkan Persebaya 1927 dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal Bajul Ijo – sebutan klub asal Kota Buaya itu – hasil sundulan bek jangkung Michael Cvetkovski pada menit ke-59.
Hasil ini menambah sukses yang diraih Persebaya 1927. Mereka terus mendulang kemenangan dalam enam pertandingan terakhir, dan hanya diselingi sekali imbang ketika melawan Medan Chiefs di Lubuk Pakam, Minggu (3/4) lalu.
Tambahan tiga poin ini membuat tim asuhan Aji Santoso itu naik ke puncak klasemen sementara LPI dengan 30 poin. Persema yang menjadi saingannya, baru bertanding besok sore menghadapi Manado United di Stadion Klabat, Manado.
Bajul Ijo kali ini sebenarnya mendapat perlawanan sepadan dari Setan Biru, sebutan Semarang United. Selama 2 x 45 menit, penonton yang memenuhi Stadion Jatidiri, maupun pemirsa Indosiar, mendapat tontonan sepakbola yang berkualitas dan menghibur. Adu kemampuan individu, berpadu dengan kerjama tim, tersaji apik di lapangan.
Tak heran jika dua kelompok pendukung malah bergoyang bersama. Mereka menyanyikan lagu-lagu penyemangat bagi klubnya masing-masing. Sungguh suatu pemandangan yang jarang terjadi pada liga-liga lainnya di Indonesia.
Sejak awal babak pertama, kedua kesebelasan sudah saling menyerang dengan tempo cepat. Pada menit ke-12, kapten Setan Biru, Amarildo Souza, berhadapan dengan kiper Afrianto. Namun, tendangannya masih mengarah tepat ke dekapan kiper Bajul Ijo itu.
Dua menit berselang, gantian Andrew Barisic bisa lolos dari jebakan off side. Pemain asal Australia itu berhadapan langsung dengan kiper Yoga Arif Wahyu, namun tendangannya berhasil ditepis keluar lapangan oleh kiper Semarang United itu. Barisic melakukannya lagi pada menit ke-37, namun usahanya masih gagal karena sepakannya masih bisa ditangkap Yoga.
Hasil kerjasama satu-dua antara Amancio Fortes dan Komang Mariawan melahirkan peluang emas bagi Semarang United pada menit ke-18. Fortes berhasil melansir tendangan keras dari luar kotak penalti yang mengarah langsung ke gawang. Namun, Afrianto masih mampu membuang bola ke luar lapangan.
Cadangan super, alias supersub, M. Yusuf masuk menggantikan Simon Quintieri pada menit ke-35. Biasanya supersub masuk pada babak kedua, namun demi memperkuat daya gedor tuan rumah, pelatih Edy Paryono memasukkannya pada babak pertama.
Masuknya M. Yusuf sedikit menghidupkan serangan Setan Biru. Namun, hingga peluit akhir babak pertama ditiup wasit, skor kacamata belum pecah.
Pada menit ke-51, pelatih Aji Santoso menggusur Arif Arifiyanto, dan menggantinya dengan Andik Vermansyah. Aji berharap serangan Persebaya 1927 makin tajam dengan hadirnya striker mungil nan lincah itu.
Melanggar Khusnul Yuli dan memprotes wasit, gelandang Amancio Fortes diganjar kartu kuning oleh wasit pada menit ke-52. Wasit kembali mengeluarkan kartu kuning pada menit ke-54 kepada Rendi Irawan, karena menjatuhkan diri di kotak penalti Semarang United meski tak ada kontak badan dengan pemain belakang Setan Biru.
Malapetaka bagi tuan rumah terjadi pada menit ke-59. Tendangan bebas John Tarkpor disambar dengan sundulan tajam oleh bek jangkung Michael Cvetkovski. Bersaranglah gol ke gawang Yoga. Skor 1-0 untuk Persebaya 1927.
Ketinggalan satu gol membuat semangat tuan rumah bangkit dan berkali-kali menyerbu gawang Afriyanto. Namun, serangan-serangan itu berkali-kali pula digagalkan oleh lini belakang Persebaya 1927 yang terkenal kokoh. Apalagi pemain-pemain pilar Setan Biru tak berkutik, karena ditempel ketat oleh para punggawa lini belakang Bajul Ijo.
Pada menit-menit akhir, kiper Yoga berjibaku menghadang tendangan Rendi Irawan, dan sundulan Andrew Barisic. Sehingga penyelamatan gemilangnya menggagalkan usaha Bajul Ijo untuk menambah gol.
Yoga Arif Wahyu kembali menunjukkan aksi heroiknya setelah pada menit ke-87 dua kali menggagalkan tendangan Andrew Barisic dan Rendi Irawan. Hingga perpanjangan waktu tiga menit, kedudukan 1-0 bagi Persebaya 1927 1-0 tak berubah.
Aji Santoso memuji perlawanan sengit kesebelasan tuan rumah. ”Pertandingan berjalan seru, karena kedua kesebelasan sama-sama menyerang. Namun, dengan masuknya Andik Vermansyah, permainan kami dapat berkembang. Pertahanan Semarang United menjadi repot, dan kami menghasilkan gol,” pelatih Persebaya 1927 itu memaparkan.
Sementara Aris Mustafa mengatakan, kesebelasannya sudah dapat mengimbangi permainan Persebaya 1927 yang dihuni oleh pemain-pemain berkualitas. ”Anak-anak sudah berusaha bermain bagus di lapangan karena memiliki beberapa peluang emas. Namun, nasib baik tak berpihak pada kami. Kami menerima kekalahan ini, dan akan mencoba memperbaikinya pada pertandingan-pertandingan selanjutnya,” ujar CEO Semarang United itu dengan tenang.
Kekalahan ini membuat posisi Setan Biru bisa digusur Batavia Union bila berhasil mengalahkan Real Mataram di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, besok sore.
Jumat, 15 April 2011
Tentang LPI
Bergerak dari Sebuah acara silaturahmi antara 20 klub sepakbola nasional bersama Gerakan Reformasi Sepakbola Nasional Indonesia (GRSNI) di Graha Jenggala, Jakarta 17 September 2010, melahirkan sebuah deklarasi. Deklarasi tersebut pada intinya berisi keprihatinan klub sepakbola nasional atas terpuruknya kondisi sepakbola nasional.
Klub sepakbola profesional kemudian mengambil inisiatif bersama untuk membangun dan mendeklarasikan Liga Primer Indonesia (LPI) di Semarang pada 24 Oktober 2010. Terdapat 17 klub sepakbola profesional yang menyatakan kemauan mereka akan sebuah perubahan ketika itu.
Semangat klub dalam membangun LPI juga merupakan sebuah komitmen untuk peningkatan standar sepakbola, baik secara organisasi maupun keuangan. Klub-klub memandang bahwa sistem bantuan permodalan, dan sistem bagi hasil pendapatan dalam LPI, dapat membuat klub mandiri secara keuangan serta profesional dalam pengelolaan.
Demi mencapai kemandirian, konsorsium LPI memberikan bantuan modal awal kepada setiap klub peserta agar terlepas dari ketergantungan pada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Modal awal tersebut bervariasi antarklub, sesuai hasil audit yang telah diselenggarakan.
Selain itu, LPI menganut azas pembagian pendapatan secara transparan dan bertanggung jawab kepada klub peserta. Sesuai kesepakatan bersama klub, pembagian pendapatan LPI akan dilakukan berdasarkan dua skema. Yaitu skema untuk pendapatan liga (misal: sponsor liga, hak siar, dan lain-lain), dan skema atas pendapatan pertandingan (misal: sponsor lokal, hak siar, tiket, dan lain-lain). *
Klub sepakbola profesional kemudian mengambil inisiatif bersama untuk membangun dan mendeklarasikan Liga Primer Indonesia (LPI) di Semarang pada 24 Oktober 2010. Terdapat 17 klub sepakbola profesional yang menyatakan kemauan mereka akan sebuah perubahan ketika itu.
Semangat klub dalam membangun LPI juga merupakan sebuah komitmen untuk peningkatan standar sepakbola, baik secara organisasi maupun keuangan. Klub-klub memandang bahwa sistem bantuan permodalan, dan sistem bagi hasil pendapatan dalam LPI, dapat membuat klub mandiri secara keuangan serta profesional dalam pengelolaan.
Demi mencapai kemandirian, konsorsium LPI memberikan bantuan modal awal kepada setiap klub peserta agar terlepas dari ketergantungan pada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Modal awal tersebut bervariasi antarklub, sesuai hasil audit yang telah diselenggarakan.
Selain itu, LPI menganut azas pembagian pendapatan secara transparan dan bertanggung jawab kepada klub peserta. Sesuai kesepakatan bersama klub, pembagian pendapatan LPI akan dilakukan berdasarkan dua skema. Yaitu skema untuk pendapatan liga (misal: sponsor liga, hak siar, dan lain-lain), dan skema atas pendapatan pertandingan (misal: sponsor lokal, hak siar, tiket, dan lain-lain). *
Langganan:
Postingan (Atom)